HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERENIUM PADAIBU BERSALIN DI BPM AISYAH

KOTA BOGOR TAHUN 2018

 

Nina Yusnia

bidan01nina@gmail.com

Akademi Kebidanan Prima Husada Bogor

Jl. Brigjen H. Saptadji No. 19 Cilendek Kota – Bogor

 

ABSTRAK

Berdasarkan jurnal Stefania (2016) laporan dari World Health Organization (WHO) diseluruh dunia pada tahun 2009 terjadi 2,7 juta kasus robekan perenium pada ibu bersalin mencapai 6,3 juta pada tahun 2050. Tujuan penelitian ini menganalisa hubungan berat badan bayi lahir dengan robekan perenium pada persalinan normal di BPM Aisyah. Desain penelitian yang digunakan adalah asosiatif kuantitatif dengan pendekatan yang digunakan adalah crosssectional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu bersalin normal di BPM Aisyah pada tahun 2018 sebesar 96 orang kemudian diambil sampel 96 orang. Hasil penelitian menggambarkan 80,4% responden terjadi ruptur perenium sebagain besar dengan berat badan bayi lahir normal (>2500gram) karena memang beresiko tinggi dan berat badan bayi baru lahir (<25000>4000gram). Terdapat hubungan bermakna antara berat badan bayi baru lahir dengan ruptur perenium dengan p-value = 0,008. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ruptur perenium, masih banyak terjadi pada ibu bersalin yang beresiko berat berat badan bayi baru lahir >2500gram. Simpulan penelitian ini adanya hubungan antara berat badan bayi baru lahir dengan kejadian ruptur perenium. Diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan melakukan pertolongan persalinan sehingga tidak terjadi ruptur perenium serta diharapkan mampu memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada ibu hamil mengenai berat badan bayi baru lahir.